
Saya senang sekali bisa belajar langsung dari pengukir senior dan mengenal lebih dalam budaya kami sendiri
Pengukir (Foto: Petter)
Asmat – Semangat menjaga jati diri dan warisan budaya kembali digelorakan di Tanah Ukir. Lembaga Masyarakat Adat Asmat (LMAA) bersama Museum Kebudayaan dan Kemanusiaan Asmat menggelar Workshop Pengukir Muda Asmat di Aula Museum Agats, Sabtu (25/10/2025).
Kegiatan bertema “Menumbuhkan Kreativitas Pengukir Muda Asmat untuk Mendukung Program Pemerintah dan Mewujudkan Kamtibmas yang Kondusif” itu diikuti puluhan pelajar dari empat sekolah di Agats: SMA Yansmit, SMAK Seminari YP, SMP Negeri 3, dan SMP YPPK Agats.
Ketua LMAA, David Jimanipits, saat membuka kegiatan menyerahkan langsung perlengkapan mengukir kepada para peserta. Ia menegaskan pentingnya regenerasi seniman Asmat di tengah arus modernisasi yang kian cepat.
“Generasi muda adalah pewaris identitas dan kebanggaan Asmat. Lewat ukiran, mereka belajar bukan hanya tentang seni, tapi juga nilai, keseimbangan, dan tanggung jawab terhadap kehidupan,” ujarnya.
Usai pembukaan, peserta diajak menonton film dokumenter tentang falsafah keseimbangan hidup orang Asmat, sebuah pandangan yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan roh leluhur.
Mereka juga berkeliling museum untuk mengenal lebih dekat artefak dan karya ukir yang menjadi jejak sejarah sekaligus simbol spiritual masyarakat Asmat.
Sesi berikutnya berupa talkshow interaktif yang membuka ruang refleksi. Para peserta berbagi pandangan tentang makna menjaga budaya leluhur di masa kini, disertai penjelasan singkat mengenai simbolisme motif ukiran dari staf museum.
Sebagai puncak kegiatan, peserta mengikuti pelatihan mengukir langsung bersama David Jimanipits dan Peto, salah satu pengukir senior Museum Asmat. Dengan sepotong kayu di tangan, para pelajar mencoba menyalurkan nilai keseimbangan dan keindahan yang mereka pelajari sebelumnya.
“Saya senang sekali bisa belajar langsung dari pengukir senior dan mengenal lebih dalam budaya kami sendiri,” kata salah satu peserta dengan penuh semangat.
Melalui kegiatan ini, LMAA berharap lahir generasi pengukir muda yang kreatif dan berkarakter, yang tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga ikut membangun ketertiban sosial melalui jalur kebudayaan. (FK)
Editor: RR